Mengenal Mikro Organisme Lokal (MOL)

oleh : Tohari,  SP

PK CDK Pacitan 



Apakah MOL itu? 


Mikroorganisme Lokal (MOL) adalah cairan hasil fermentasi dari substrat atau media tertentu yang berada di sekitar kita (misalnya nasi, buah-buahan, telur, susu, keong, dan lain-lain). MOL dapat juga diartikan mikroorganisme yang berasal dari substrat/bahan tertentu dan diperbanyak dengan bahan alami yang mengandung karbohidrat (gula), protein, mineral, dan vitamin.




Mol adalah mikroorganisme yang kita buat secara lokal dengan memanfaatkan bahan baku yg ada disekitar kita. Misalnya : buah2an (nenas, maja,tomat,pisang, kotoran ternak,gula,tetes (molases), usus ayam, katul ,susu sapi dsb. Pembuatan dilakukan secara proses fermentasi & dg peralatan se- derhana. Hasil yg diperoleh akan didapatkan  bakteri yg mampu menjadi dekomposer bagi sampah,bahan organik utk diubah menjadi pupuk yang bermanfaat bagi tanaman. 


MOL mempunyai peranan penting dalam upaya rehabilitasi lahan , yang mempunyai fungsi sebagai pembenah tanah, penambah unsur hara, dan sebagai unsur biologis tanah (mikroorganisme) .

Dalam pembangunan kehutanan penanganan lahan kritis dan upaya konservasi tanah pemberian dan penambahan mikroorganisme tanah sangat disnjurkan, agar proses perbaikan tanah dapat teratasi dengan adanya mikroorganisme tanah tersebut. 


adapun proses pembuatan MOL secara sederhana adalah melalaui tahapan sebagai berikut :






Persiapan alat dan bahan 

Alat : drum plastik, pengaduk kayu,panci 10 ltr, kompor, plastik 2 mtr tali karet, timba, blender, semua alat disiapkan secara lengkap dan bersih. 

Bahan : susu segar 2 ltr, gula pasir 1 kg, nanas  3 btr, usus ayam dari 5 ekor ayam, terasi 0,5 kg, bekatul halus 1 kg, tetes molases 7 ltr,air bersih bebas cemaran. 

Proses dilakukan secara bertahap berurutan dan harus dipahami langkah dari tiap tahapan. 




Tahap 1 (pertama) 

Nanas dikupas dan diblender, trasi dihancurkan dalam 10 liter air, masukkan nanas dan gula pasir aduk dan rebus campuran tersebut sampai men- didih dan tetap diaduk dengan rata dan homo- gen. Rebusan diangkat dan dinginkan sampai benar benar dingin. Sambil menunggu dingin kita kerjakan lanjutan pada tahap ke 2 




Tahap ke 2 (dua) 

Bersihkan usus ayam tanpa dicuci cacah/rajang dengan pisau tajam. Hasil rajangan usus campur- kan katul dan remas2 dengan homogen. Hasil remasan campur dengan susu segar sedikit demi sedikit sduk scr homogen. Campur dengan hasil rebusan tahap 1 aduk secara homogen masukkan pada drum plastik tutup drum dengan plastik ikat dengan tali karet biarkan campuran tsb selama 12 jam sampai pada tahap ke 3. 


Tahap ke 3 (tiga) 

Ambil air 10 liter campurkan 1 liter tetes tebu aduk rata dan homogen (semua proses mengduk memakai kayu dan bukan logam) Setelah 12 jam campuran disimpan maka masukkan capuran tetes dan air tsb diatas aduk rata, homogen tetap di drum fermentasi. Tutup rapat drum jangan sampai bocor, biarkan ditempat teduh selama 1x 24 jam. Proses fermentasi telah terjadi amati dan dengarkan apa yang terjadi . 



Tahap ke 4 (empat) 

Setelah 24 jam dari tahap ke 3 maka campurkan campuran air sebanyak 20 liter dengan 2 liter te- tes aduk rata,homogen. Tutup kembali drum fermentator rapat rapat simpan selama 2 x 24 jam. 

Amati, kejadian yg terjadi, kontrol secara berkala. Jika terjadi tutup plastik menggembung dan keras bisa dibuka sedikit setelah itu rapatkan kembali. Disiplin waktu sesuai dengan proses yang dikehendaki 




Tahapan ke 5 

Buat campuran air 4o liter dengan tetes sebanyak 4 liter aduk hingga homogen, buka drum fermentator setelah 2 x 24 jam campurkan campuran air dan tetes 40 liter aduk rata dan ho- mogen. Tutup kembali drum rapat rapat simpan selama 4 x 24 jam. Amati dan pantau secara berkala,catat hal2 yg terjadi. 

Finishing proses 


Aneka MOL 

Di lapangan penulis sering ditanya tentang berapa jenis MOL yang harus ada dalam budidaya tanaman mengarah ke organik. Pertanyaan ini menarik karena dua hal, pertama petani mulai mengenal berbagai jenis MOL, kedua dengan banyaknya pilihan MOL, perlu adanya gambaran pilihan MOL yang perlu dibuat. 

Untuk menjawab berapa jenis MOL yang perlu kita siapkan, tentu kita perlu mengkaji dulu mau membudidayakan apa? Karena MOL yang digunakan untuk ternak tentu berbeda dengan MOL yang digunakan untuk tanaman. Tanaman sendiri dapat beda pilihan, seperti untuk tana- man tahunan atau tanaman semusim. Tanaman tahunan kita dapat memberikan MOL dengan cara biopori, model infus atau lewat pupuk kompos, sedangkan tanaman semusim tentu lebih memilih dengan sistem kocor dan semprot. 

Pengetahuan tentang MOL masih sedikit bila mencari dalam bentuk buku ataupun internet, cara yang praktis tentu saja mencoba berbagai MOL dengan berbagai cara. Mencoba dengan dasar-dasar pengetahuan yang sering kita diskusikan. Namun dari berbagai referensi baik buku, media internet maupun pengalaman ada beberapa MOL yang menjadi favorit bagi petani. Berikut ini akan kita bahas 3 MOL yang menjadi favorit petani.






MOL BUAH 

MOL buah merupakan teknologi yang paling awal diketahui oleh petani. Pemerintah awalnya gencar mensosialisasikan, dulu, bila kita mem- bahas MOL selalu berhubungan dengan MOL Buah. Berasal dari buah-buah yang sudah tidak layak makan, hasil dari proses fermentasinya menghasilkan produk mikroba yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. 

Untuk menghilangkan bau, meningkatkan kecernaan pada pakan, meningkatkan proses perombakan bahan organik pada proses pen- gomposan dan untuk membuat pupuk cair. Berbagai fungsi ini menyebabkan MOL buah merupakan jenis yang sering digunakan. Beberapa buah yang biasanya dipilih adalah pisang dan nanas. Cara membuat MOL dari kulit pisang ditemukan oleh pak Sarpin yaitu 2 lembar kulit pisang, 2 sendok gula dan dimasukkan air 400 mili liter atau sesuai kebutuhan dimasukkan ke botol mineral tanggung, ditutup rapat dan setelah lebih dari 7 hari digunakan untuk berbagai keperluan. Beberapa petani suka dengan mol pisang ini, terutama didaerah yang berada diatas, mol pisang lebih cepat bereaksi ketimbang mol lainnya. 





Nanas juga merupakan pilihan. Dalam berbagai bacaan mol nanas mengandung Ascomycetes yang cepat sangat berguna dalam proses perombakan bahan organik. Petani yang senang 

dengan mol nanas dikarenakan kemampuan merombak yang cepat. Ada yang mengatakan saking kuatnya mol nanas bereaksi, satu butir telur diletakkan diatas kompos yang sedang di- proses pengomposan akan cepat matang. Ini menandakan adanya proses fermentasi yang kuat. Namun pilihanmemang tergantung dengan pengalaman. 


MOL RUMEN 

MOL Rumen adalah mol yang berasal dari rumen sapi atau usus ayam. MOL ini jelas mengandung microba pengurai, seperti diketahui bahwa didalam usus terjadi proses perombakan zat . MOL rumen selain mengandung mikroba juga mengandung hara yang siap diserap tanaman. MOL Rumen dapat digunakan untuk ternak, membuat kompos dan pupuk cair. Khusus pupuk cair MOL rumen sapi telah terbukti ampuh apalagi dengan pengkayaan mineral, bahan organik dan sedikit pupuk anorganik sebagai bumbu pupuk. Dalam pengalaman penulis pribadi, penggunaan MOL rumen dalam pembuatan pupuk kocor, terbukti membantu petani. 

Pembuatan pupuk kocor harus dengan rumen yang sehat artinya bukan rumen yang telah dibuang lama. MOL rumen, empon-empo dit- ambah air dan berbagai pengkayaan terutama pupuk anorganik lengkap seperti NPK mutiara. Pemberian pupuk ini dilewatkan secara kocoran. Kocoran merupakan pemberian pupuk dengan alat tertentu, misalnya ember, lalu disebarkan ketanaman. Kreatifitas petani telah menemukan alat untuk memupuk lewat kocor. 




MOL KEONG 

Keong merupakan hama bagi tanaman padi. Bila musim penghujan tiba, keong bertelur di pema- tang, saluran air dan tembok-tembok dekat sawah. Ketika menetas keong berpindah kesawah, keong memakan batang padi yang masih kecil maupun yang sudah tua. Selain kemampuan merusaknya, petani dibuat pusing dengan kricak atau cangkang atu rumah keong. Rumah keong biasanya tertinggal di sawah me- nyebabkan kaki petani terluka. 

Dibalik sifatnya yang merusak, keong sebenarnya merupakan bahan MOL terfaforit untuk dibuat sebagai pupuk cair. Penggunaan MOL dari keong emas mengandung bakteri Pseudomonas flourescens. Bakteri yang dapat membantu proses fotosintesis pada tanaman. Selain itu kandungan cangkang banyak mengandung kalsium. Tubuh keong mengandung asam amino yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan tanaman. 



MOL Lainnya

Selain 3 jenis mol diatas masih banyak jenis mol lainnya. Namun 3 mol diatas merupakan mol yang biasanya dipilih oleh petani praktisi. Kemungkinan dipilihnya tiga mol tersebut dikarenakan mudah pembuatannya dan ba- hannya mudah didapat. Sebenarnya menurut penulis, mol nasi juga merupakan mol yang penting diadakan. Mungkin karena ribet dan ada proses-proses dan tahapan yang harus dilewati menyebabkan mol nasi jarang yang menggunakan. Padahal di Korea mol nasi inilah yang menjadi andalan mereka. 




Demikian uraian singkat tentang mikroorganisme lokal yang mungkin bisa dibuat dari bahan alam yang tersedia melimpah disekitar kita, tinggal kemauan dan minat untuk untuk mencoba membuat dan mengaplikasikan pada lahan  yang kita garap. 


Tiada gading yang tak retak pepatah mengatakan , banyak kekurangan dalam sajian ini mohon dimaklumi, kritik saran kami harapkan. 



Salam Lestari .......!!!!!!



Komentar

Postingan populer dari blog ini