Perbaikan tanaman kopi dengan Teknik Sambung Pucuk 

di KTH  Dwi Manunggal I desa Penggung Kec. Nawangan Kab. Pacitan 


Oleh : Tohari,SP 

            PK CDK Pacitan 



KTH Dwi Manunggal I adalah Kelompok Tani Hutan (KTH) kelas Utama, dengan Kelola Usaha Pengembangan dan Produksi Kopi dan Pengembangan Lebah Madu Lokal (Cerana dan Trigona)

Tanaman Kopi merupakan tanaman andalan pada kegiatan Agroforestry di KTH Dwi Manunggal I desa Penggung Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan . 

 

Potensi Tanaman Kopi pada KTH Dwi Manunggal I seluas  13 ha menyebar pada areal bawah tegakan tanaman kayu-kayuan lahan Agroforestry di ketinggian 800 mdpl . Pertumbuhan tanaman kopi cukup bagus dengan produksi 4 – 8 ton biji kopi kering pertahun. 

kondisi tanaman kopi sekaranang  sebagian sudah tua dan kurang produktif. Jenis Kopi yang dominan adalah kopi Liberika dan Robusta, ada Sebagian jenis Arabika. Jenis Liberika mendominasi karena jenis ini relative tahan dengan kondisi lahan di Penggung, tapi produktifitasnya rendah , karena umur tanaman sudah lebih dari 30 tahun. 




Umumnya, usia produktif tanaman kopi berada dalam kisaran 5-20 tahun. Jika lewat dari usia 20 tahun, tanaman kopi telah memasuki usia tua. Oleh karenanya, melalui sambung pucuk, petani dapat memperpanjang aktivitas panen buah kopi hingga pohon kopi mencapai umur 30 tahun.

Upaya yang dilakukan oleh anggota dan kelompok adalah melakukan peremajaan dengan menanam tanaman kopi baru dan upaya peremajaan dengan sambung pucuk pada tanaman yang telah tua dan kurang produktif. 


Sambung Pucuk merupakan perbanyakan tanaman gabungan antara perbanyakan secara generatif (dari persemaian biji) dengan salah satu bagian vegetatif (cabang/ranting) yang berasal dari tanaman lain namun tetap sejenis.




Batang bawah dan batang atas menyatu karena aktivitas kambium . Batang bawah adalah bagian tempat penyambungan dan menyediakan akar.

Misalkan petani mau mengganti kebun kopi yang mulanya liberika menjadi robusta. Maka petani dapat melakukan klonalisasi, dengan cara mengambil batang atas kopi robusta yang sudah dipastikan berbuah dan berkualitas, lalu disambung pada batang juvenil kopi liberika yang tumbuh di samping tanaman tua liberika tadi. Perlahan-lahan, batang liberika dipotong. Lalu pucuk robusta yang tumbuh, kemudian dipelihara untuk berbuah 




Pengambilan mata entres pilihan yang sudah diketahui keunggulannya mampu meningkatkan kualitas tanaman kopi  Tanaman kopi akan cepat berbuah dibandingkan dengan teknik stek atau menanam biji Tanaman kopi menjadi kokoh karena batang bawahnya tumbuh kuat





Tidak banyak yang perlu kita siapkan ketika hendak melakukan sambung pucuk tanaman kopi. Cukup menyiapkan batang entres yang diseleksi dari tanaman berkualitas, pisau atau cutter, gunting, tali pengikat dan plastik sungkup. Setelah pengambilan batang entres, maka tahap berikutnya adalah mencari batang muda yang bagus. Sistem perakaran kuat, sehat, dan tumbuh subur sekalipun kondisi tanahnya kurang mendukung. Idealnya, ketinggian batang bawah dari permukaan tanah, sekira 10-15 cm. Namun dapat juga lebih tinggi dari panjang demikian. Batang bawah dipotong rata, lalu dibelah. Kemudian batang atas diruncingkan kiri kanan lalu ditancapkan.




Teknik sambung pucuk dilakukan dengan membuat celah pada batang bawah dan dimasukkan batang atas (entres) yang memiliki paling tidak 3 mata tunas. Entres ini diambil dari cabang/ranting yang berasal dari tanaman lain yang memiliki keunggulan genetis, dalam hal ini kelompok menggunakan Jenis Kopi unggul Robusta klon Lampung, yang didatangkan oleh petani lokal dengan Produktifitas yang cukup tinggi ( 4 – 8 kg/ batang )




Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam memproduksi bibit dengan metode sambung pucuk yaitu faktor tanaman (genetik, kondisi tumbuh, panjang entress) dan faktor lingkungan (ketajaman/kesterilan alat, kondisi cuaca, waktu pelaksanaan sambung pucuk (pagi, siang, sore hari), serta faktor keterampilan ...

 

Keberhasilan pertautan sambungan lebih tinggi jika grafting dilakukan pada sore hari daripada pagi dan siang hari.


Hal yang perlu diperhatikan adalah pertautan kambium batang atas dan bawah. Jika salah satunya tak berfungsi, maka sudah pasti tak akan berhasil. Setelah dipastikan terjadi pertautan, maka sambungan tadi dikencangkan dengan tali. Lalu diberi plastik sungkup untuk melindungi tanaman yang terluka atau sel-sel yang terbuka dari patogen penyebab penyakit tanaman Entres yang tetap segar setelah beberapa hari, menunjukkan bahwa sambung pucuk berhasil. Tetapi jika tidak berhasil, maka entres akan berubah menjadi layu lalu mengering.





KESIMPULAN : 

Pengembangan Kopi di KTH Dwi  Manunggal I  mesih perlu ditingkatkan dań didampingi secara teknis maupun non teknis  untuk dilakukan oleh semua petani, mengingat potensi tanaman kopi cukup banyak di Wilayah KTH Dwi Manunggal I desa Penggung Kecamatan Nawanagan Kabupaten Pacitan,



SALAM LESTARI...!!!






Komentar

Postingan populer dari blog ini